Violin

Violin

Sunday, May 23, 2010

Dear Friend

Waktu kecil kita bisa tertawa-tawa sambil menyebut diri kita sebagai seorang 'teman' dengan naifnya. Setelah kita beranjak dewasa, apa kita masih bisa menjadi 'teman' ?
Apa itu sahabat ? Apa itu hidup ? Kita akan mengungkapnya lewat cerita ini..

Ada seorang anak gadis yang bernama Ayuko. Ia seorang yang biasa saja. Tidak ikut klub manapun di sekolahnya, prestasinya biasa saja, juga tidak menonjol, tapi dia punya sahabat yang bernama Ruka.

Berbeda dengan Ayuko, Ruka seorang gadis yang prestasinya bagus, sehingga ia di tawari beasiswa ke sekolah ternama. Ia juga ikut klub tenis yang sebentar lagi akan menghadapi kejuaraan nasional.

Kedua sahabat ini sudah berteman sejak kecil, bahkan seperti sahabat. Tapi, semakin mereka tumbuh besar, mereka semakin sering di bandingkan.

Saat itu, Ruka sedang berlatih untuk kejuaraan nasional. Dan Ayuko menunggunya di luar dengan bekal yang ia bawa untuk Ruka. Saat Ruka keluar, Ruka menemui Ayuko, namun segera di ajak teman-temannya yang lain untuk istirahat. Ayuko tidak keberatan dan malah menyuruh Ruka untuk ikut dengan teman-temannya ketimbang memakan bekal buatannya. Tapi, Ruka tidak mau dan lebih memilih untuk makan bekal yang di buat Ayuko.

Anak-anak lain sangat tidak senang melihat Ruka bersama Ayuko.

Saat pulang sekolah Ayuko diminta untuk menggantikan tugas piket temannya. Saat itu, Daichi melihatnya.

Di saat yang sama, Ruka sedang berada di ruang klub untuk bersiap pulang dan mengerjakan pr di rumah Ayuko. Lalu tiba-tiba, seorang anak dari klub itu mengatakan, "Ruka, kenapa sih kamu mau berteman dengan anak itu? menurutku, prestasi dan penampilannya biasa saja. Ditambah lagi dia nggak ikut klub manapun, jadi dia nggak menonjol. Kalau dibanding dengan Ruka, dia itu seperti katak merindukan bulan, lho. Hihihi." Ruka yang mendengar itu tentu saja marah.

Dan tidak sengaja, Ayuko yang lewat di klub itu mendengar semua pembicaraan itu. Ayuko langsung pergi, tapi Ruka melihatnya dan mengejarnya.

Dalam hatinya, Ayuko berpikir, 'Memang, setelah beranjak dewasa, kami jadi semakin di banding-bandingkan, dan aku jadi tahu nilai diriku. Tapi Ruka tidak bersalah, kalu saja aku bisa menjadi anak yang lebih pintar.' Dan tiba-tiba Ayuko berhenti dan mengatakan pada Ruka, "Eh, maaf ya Ruka, habisnya Ruka kelamaan sih, hampir saja aku tinggal, oh iya! Bagaimana kalau kita membeli kue agar mengerjakan prnya jadi lebih asyik?" Ruka merasa lega Ayuko tidak memikirkan masalah itu.

Tiba-tiba, Daichi, teman sekelas Ruka yang sama-sama pintar datang. Mereka digosipkan berpacaran. Daichi bilang pada Ayuko, "Tadi kau menggantikan tugas piket orang lain lagi ya? kau ini terlalu baik." Ruka langsung bertanya pada Ayuko dan Ayuko bilang temannya sedang ada pekerjaan lain.

Dalam perjalanan, Ayuko bertanya pada Ruka, apakah dia dan Daichi itu jadian. Tapi Ruka menjawab, "Itu tidak benar. Kalaupun iya, aku pasti akan memberitahukannya pada Ayuko. Tidak ada rahasia diantara sahabat 'kan?" Ayuko merasa lega dengan jawaban Ruka. Bukan karena dia tidak jadian dengan Daichi, tetapi karena Ruka menganggapnya sebagai sahabat.

Saat tiba di rumah Ayuko, Ruka melihat orang tua Ayuko sedang bertengkar. Ayuko bilang, "Maaf ya, baru datang sudah melihat pemandangan nggak enak. Mereka sebentar lagi akan bercerai, tapi mereka tidak menanyakannya dulu padaku. Yah, tidak apa juga sih." Ruka yang mendengarnya sedikit cemas, tapi melihat senyuman Ayuko dia tidak jadi khawatir.

Di kamar Ayuko, Ruka menemukan novel buatan Ayuko, Ruka menyarankan untuk mengirimkan novel itu pada penerbit. Ayuko sangat senang membaca dan membuat novel. Itu sebabnya, tumpukan buku di kamarnya bertambah.

Saat menjelang malam, Ruka teringat tentang Daichi, dia heran, kenapa Daichi selalu mengganggu saat ia bersama Ayuko.

Tiba-tiba, Ayuko teringat dengan padang bunga Kosmos, tempat ia dan Ruka bermain sewaktu kecil dulu. Ayuko menceritakannya pada Ruka dan Ruka tentu selalu ingat dengan tempat itu.

Esok paginya, mereka mengunjungi tempat itu. Mereka terkejut ternyata tempat itu masih tetap sama seperti dulu.

Ruka lalu membuatkan kalung yang dililit dari rangkaian bunga kosmos untuk Ayuko sambil berkata, "Kau tahu Ayuko? Konon, bunga kosmos itu berarti lambang hati suci seorang wanita." Lalu Ruka berkata lagi, "Anu.. Ayuko, terus jadi temanku ya. Biarpun sudah dewasa, biarpun sudah jadi nenek-nenek, tetap jadi temanku ya?" Ayuko menjawab dengan riang, "Ya! Tentu saja!"

Saat itu sangat menyenangkan, tapi, suatu hari Ayuko melihat Ruka dengan Daichi berada di sebuah cafe. Padahal, tadi Ruka mengatakan padanya bahwa ia sedang ada urusan di rumah. Seketika itu juga, Ayuko langsung pergi dengan kesal, ia jadi tidak percaya dengan kata-kata 'tidak ada rahasia di antara sahabat' yang pernah di ucapkan Ruka.

Keesokannya, Ruka pergi menemui Ayuko dengan surat di tangannya. Ia ijin latihan tenis untuk menyampaikan surat itu. Tapi, Ayuko sudah tidak peduli lagi, karena Ayuko menganggap pasti itu surat yang berisi bahwa Ruka sudah jadian dengan Daichi. 'Ruka sudah membohongiku' pikirnya.

Tapi setelah itu, kejadian yang tidak disangka terjadi, saat Ruka hendak pergi menyebrang, tiba-tiba, 'Ckiiiiit..Braak!' Ruka tertabrak dan meninggal dalam kecelakaan di depan mata Ayuko. Itu sesuatu yang benar-benar tragis.

Saat pemakaman, Ayuko masih belum bisa menerima itu. 'Ini pasti bohong.. Hal ini.. pasti bohong..' pikrnya. Teman-teman Ruka seketika langsung menyalahkan Ayuko. "Kalau waktu itu Ruka tidak pergi menemuimu, pasti ini tidak akan terjadi! Ini semua salahmu!" Kata salah satu orang. Tiba-Tiba Daichi membela Ayuko. Ayuko terus merasa bersalah. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri.

Sesudah menghadiri pemakaman, Ayuko berdiri dan memandang jalan di atas jembatan penyebrangan. Ia mencoba untuk terjun, tapi ia terlalu takut. Lalu, ia ingat dengan surat yang di berikan Ruka. Saat mencoba merobeknya, tiba-tiba Ayuko mendengar Ruka mengatakan, 'Ayuko..' Saat itu juga, ia tidak jadi merobek surat itu dan me coba membacanya. Isinya :

'Untuk Ayuko,

Maaf ya, akhir-akhir ini ada yang kurahasiakan darimu. Aku menemui Daichi tanpa mengatakannya pada Ayuko karena aku menyadari perasaan Daichi. Aku nggak bisa menahan diri untuk tidak memastikannya... akhirnya dia mengaku juga!
Si Daichi itu yaa.. menyukai Ayuko lho! Aku senang sekali!! Karena ada yang menyadari kebaikan Ayuko.

Kebaikan Ayuko itu... kamu sangat memperhatikan perasaan orang lain. Lalu, meskipun kamu merasa dirugikan dan disakiti, kamu tetap tersenyum. Hanya saja, semoga Ayuko tidak lebih tersakiti lagi dengan kebaikanmu itu.

Jangan sembunyikan perasaanmu itu. peliharalah baik-baik perasaan itu.

Daichi orang yang baik. Mungkin dia akan menjadi pacarmu, tapi... Kumohon Ayuko, tetaplah jadi temanku ya..
Kan' kita janji waktu itu. Janji yang paling pentinga yang pernah kubuat seumur hidupku. Agar kita terus menjadi teman..'

Seketika, air mata Ayuko langung meledak! Ternyata Ruka tidak membohonginya! Baginya, janji itu juga yang paling penting. Ayuko langsung berlari ke padang Kosmos itu.. Dan disana, ia menangis sejadi-jadinya.

'Seharusnya aku lebih mempercayai perasaan Ruka! Seharusnya aku lebih menyampaikan perasaanku kepada Ruka..! Kenapa aku tidak mengatakan sebanyak-banyaknya?! Seperti waktu kecil dulu... Ruka.. Ayuko sayang Ruka... Aku sangat menyayangimu...' Pikir Ayuko..

Saat di rumah, orang tua Ayuko menanyakan ia ingin ikut dengan ayah, atau ibunya. Lalu, Ayuko berkata, "...nggak mau. Kalian bertanya padaku? Selama ini aku nggak pernah mengatakannya. Aku.. ingin agar kalian berbaikan! Karena kalian adalah orang tuaku! Tapi, karena nggak bisa lagi berbicara dengan kalian seperti biasa, aku jadi nggak bisa mengatakan apa-apa!!.... hanya itu yang ingin kukatakan... cobalah untuk membicarakannya baik-baik. Karena kalau kalian sudah benar-benar berpisah.. Kalian tidak akan bisa mengatakan perasaan kalian yang sesungguhnya."

'Aku nggak mau menyesal lagi.. aku nggak akan menyembunyikan perasaanku lagi... Ruka.. Ada banyak hal yang ingin kusampaikan.. Bermacam-macam perasaan, bermacam-macam kenangan.. mungkin ini akan menjadi surat balasan yang sangat panjang, tapi... Apa kamu akan membacanya sambil tertawa dan berkata "Ini kepanjangan tahu!"...?' pikir Ayuko.

Setahun kemudian, novel Ayuko yang Ruka sarankan untuk di kirim ke penerbit ternyata diterima dan meraih Penghargaan Penulis Pendatang Baru. Karena itu, "Surat untuk Ruka" berubah menjadi sebuah buku berjudul "Dear Friend". Dan sepertinya, ada banyak orang yang membacanya.

Saat itu, Ayuko sedag berjalan-jalan di padang Kosmos sambil membawa buku ciptaannya dan berpikir, 'Ruka, tunggu aku di sana ya.. Mungkin setelah aku dewasa, mungkin setelah aku jadi nenek-nenek.. Aku tidak akan melupakanmu seumur hidupku... Karena kamu adalah Sahabatku..'

No comments:

Post a Comment